Jumat, 18 Februari 2011

Gempa Mengguncang Sorowako

Gempa Poso yang terasa hingga Luwu Raya, Selasa malam (15/2) menyebabkan rumah panggung milik Hj A Rusmani ambruk di Desa Ussu, Kec. Malili, Kab. Luwu Timur. Dermaga beton yang akan dijadikan pelabuhan cadangan sekaligus tempat refreshing di tepi Danau Matano sepanjang 15 meter di Sorowako, Kec. Nuha juga ambruk akibat gempa berkekuatan 6,1 pada skala richter (SR) yang berpusat di Kab. Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Dari pantauan Palopo Pos, Rabu, 16 Pebruari kemarin, sejumlah bangunan beton, baik rumah maupun pagar warga retak. Tak terkecuali gedung SMAN 2 Nuha di kawasan Sumasang, Sorowako, juga retak. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Gempa yang terjadi sekira pukul 21.33 Wita itu, juga menyebabkan kabel listrik tegangan tinggi pada tower 73 terputus. Aliran listrik dari PLTA Larona dan PLTA Balambano tidak bisa terdistribusi. Hal ini mengakibatkan listrik di Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda, serta sebagian di Kec. Malili padam total hingga Rabu petang kemarin.
Gangguan jaringan listrik tersebut berimbas pula pada aktivitas pabrik nikel PT Inco. Dari pantauan Palopo Pos, aktivitas PT Inco di Sorowako, tampak lengang dibanding biasanya. Demikian pula aktivitas proyek pembangunan DAM Karebbe, terhenti. General Manager Goverment Relation dan Communication, PT Inco Tri Rachman Batara, tidak aktif HP-nya saat hendak dikonfirmasi.
Sementara itu, ratusan warga pesisir Danau Matano maupun Danau Towuti yang mengungsi ke tempat aman, berangsur kembali ke rumahnya. Meski demikian, sebagian besar masih was-was akan terjadi gempa susulan, menyusul merebaknya isu akan terjadi gempa susulan yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan tsunami.
Warga yang termakan dengan isu itu, kembali mengungsi ke sekitar Bandara Sorowako. Bahkan ada yang keluar daerah meninggalkan Sorowako.
Isu itu, terang saja membuat repot pemerintah dan aparat kepolisian setempat. Sampai-sampai Camat Nuha Amran Amiruddin dan Kapolsek Nuha AKP M Rifai sibuk keliling Sorowako menenangkan warga dengan menggunakan pengeras suara.
''Kami tidak henti-hentinya menyampaikan kepada warga agar jangan percaya isu gempa susulan dan tsunami. Kita lakukan itu agar warga tidak panik dan bisa kembali ke rumah," ungkap Amran didampingi AKP M Rifai kepada Palopo Pos.
Sementara itu salah seorang warga tepi Danau Matano, Sangkala menuturkan, ia menjadi was-was karena adanya isu yang beredar jika
pukul 14.00-16.00 Wita akan terjadi gempa lebih besar dan akan menimbulkan tsunami. ''Itulah sebabnya kami memilih mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi,'' kata Sangkala yang ditemui di Bandara Sorowako, petang kemarin.
Sementara itu, Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma kepada wartawan mengatakan, Pemkab meminta kepada warga Lutim agar tetap tenang, dan tidak terpancing dengan isu gempa susulan maupun tsunami.
Sebagaimana dilansir kemarin, gempa berkekuatan 6,1 pada skala richter (SR) yang berpusat di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa malam, terasa hingga Luwu Raya (Palopo, Luwu, Lutra, dan Lutim). Warga berhamburan keluar rumah karena takut rumah runtuh.
Di Sorowako, ratusan warga di pesisir Danau Matano Sorowako, dan Danau Towuti mengungsi ke tempat aman, karena takut terjadi tsunami. Tidak korban jiwa di Luwu Raya akibat gempa ini.
Informasi dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa tersebut terjadi di titik 2.45 LS-121.49 BT, pada kedalaman 21 km. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Pusat gempa berada di 143 KM Tenggara Kota Poso, Sulteng. Gempa itu terjadi di daratan yang tak jauh dari Sorowako, Luwu Timur karena tepatnya dekat dengan wilayah perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Gempa itu juga berjarak 155 KM Timur Laut Kota Palopo, Sulawesi Selatan, 207 KM Barat Laut Kendari Sulawesi Tenggara. (source: palopopos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar