
BRING ME THE HORIZON JADUL !!
Pertandingan final Liga Champions 2008/2009 antara Manchester United vs Barcelona akan digelar pada hari Kamis, tanggal 28 Mei, 2009
INILAH BEBERAPA NOMINASI DALAM AMI AWARDS 2009
ARTIS SOLO/DUO/GROUP ANAK-ANAK TERBAIKAndi Alifian Mallarangeng (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963; umur 46 tahun) adalah seorang pengamat politik Indonesia yang saat ini menjabat sebagai juru bicara kepresidenan bagi Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga menjabat pemimpin redaksi situs web presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Andi Alifian Mallarangeng meraih gelar Doctor of Philisophy di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1997. Di universitas yang sama, ia meraih gelar Master of Science di bidang sosiologi. Sedangkan gelar Drs Sosiologi diraihnya dari Fisipol Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1986.
Ayahnya, Andi Mallarangeng (1936-1972) adalah walikota Parepare yang menjadi walikota pada usia 32 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada usia 36 tahun, ketika Andi yunior berusia 9 tahun. Sejak itu, ibunya, Andi Asni Patoppoi dan kakeknya, Andi Patoppoi (1910-1977), Mantan Bupati Grobogan, Jawa Tengah dan juga Bupati Bone, Sulawesi Selatan yang membesarkannya. Kakeknya ini adalah salah seorang tokoh pemuda Sulawesi Selatan yang berhasil membujuk raja-raja di Sulawesi Selatan untuk mendukung dan menyerahkan kedaulatannya kepada Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Dari ayah dan kakeknya, ia belajar tentang semangat keindonesiaan yang mengatasi semangat kedaerahan, dari mereka pula ia belajar tentang nilai-nilai kedaerahan yang memperkaya nilai-nilai keindonesiaan. Dan dari ibunya belajar tentang hidup sebagai suatu perjuangan.
Sejak menjadi mahasiswa Fisipol UGM mengikuti jejak ayahnya, ia bercita-cita menjadi dosen. Cita-cita ini akhirnya tercapai dengan menjadi dosen di Universitas Hasanuddin (1988-1999) dan di Institut Ilmu Pemerintahan (1999-2002). Tetapi nasib berkata lain. Jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan munculnya tuntutan reformasi, mengharuskan penataan ulang sistem politik dan sistem pemerintahan di Indonesia, yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi dan desentralisasi. Sebagai Doktor Ilmu Politik baru dengan disertai tentang Contextual Analysis on Indonesian Electoral Behavior, Andi diminta menjadi anggota Tim Tujuh (1998-1999) yang dipimpin oleh Prof. DR. Ryaas Rasyid, untuk merumuskan paket Undang-undang Politik yang baru sebagai landasan bagi pemilu demokratis pertama di era reformasi. Tim Tujuh ini kemudian juga merumuskan Undang-undang Pemerintahan Daerah yang baru, sebagai landasan reformasi sistem pemerintahan dengan desentralisasi dan otonomi daerah.
Keterlibatannya dalam gerakan reformasi berlanjut ketika ia dipercaya sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), wakil pemerintah, yang menyelenggarakan pemilu demokratis pertama pada tahun 1999. Dengan dibentuknya Kementerian Otonomi Daerah dalam pemerintah era reformasi, Andi mengundurkan diri dari KPU dan bergabung sebagai staf ahli Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2000). Kementerian itu kemudian dibubarkan walau baru berusia 10 bulan. Ia kemudian bekerja mengembangkan ide tata pemerintahan yang baik sebagai Chair of Policy Committee pada Partnership for Govermance Reform in Indonesia (2000-2002). Ia sempat mendirikan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan bersama Prof. DR. Ryaas Rasyid pada tahun 2002, namun keluar dua tahun kemudian, ia juga dikenal sebagai pengamat, kolumnis dan komentator politik di berbagai media.
Andi sementara ini berhenti menjadi dosen, karena sejak Oktober 2004 ia ditunjuk sebagai Juru Bicara Kepresidenan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak itu pula, mantan aktivis mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Islam dan Senat Mahasiswa ini pun berhenti sementara menjadi pengamat dan komentator politik. Baginya tugas sebagai Juru Bicara Kepresidenan ini adalah suatu kehormatan yang menuntut seluruh waktu dan perhatiannya. Saat ini Andi Mallarangeng adalah ketua partai Demokrat.
Penghargaan yang pernah diraih Andi A. Mallarangeng adalah Man of the Year, Majalah MATRA (2002), Future Leader of Asia, Majalah Asia Week (1999), Bintang Jasa Utama RI (1999), dan Percy Buchman Prize (1995).
Ia mempunyai seorang istri yang bernama Vitri Cahyaningsih dan tiga orang anak yang bernama Gemilang Mallarangeng, Gemintang Kejora Mallarangeng dan Mentari Bunga Rantiga Mallarangeng. Adiknya, Rizal Mallarangeng, adalah seorang politikus.
“Santri tanpa sarung; haji tanpa peci; kiai tanpa sorban; dai tanpa mimbar; mursyid tanpa tarekat; sarjana tanpa wisuda; guru tanpa sekolahan; aktivis tanpa LSM; pendemo tanpa spanduk; politisi tanpa partai; wakil rakyat tanpa dewan; pemberontak tanpa senjata; ksatria tanpa kuda; saudara tanpa hubungan darah…” Mustofa Bisri berpendapat demikian untuk menggambarkan sosok Emha.
23 Maret 2005, Kota London merinding oleh alunan mistik Kyai Kanjeng. Salah satu rangkaian acara dari pagelaran The Muslim News Award of islamic Excellence 2005. Emha Ainun Nadjib, dengan Kiai Kanjeng memperdengarkan sajian khas mereka yang penuh hasrat dan mistisme.
Hasilnya? Sambutan dengan hormat oleh Gordon Brown semasa menjabat menteri Keuangan Inggris alias “Chancellor”.
Ian L.Betts dalam bukunya “Jalan Sunyi Emha” menceritakan dengan detil acara tersebut. Salah satu kutipannya tentang sambutan orang nomor satu Inggris saat ini adalah:
Sang Chancellor berujar:, keragaman nuansa dan kohesi pluralisme global yang dicerminkan oleh pola aransemen dan bunyi musik Kiai Kanjeng dengan tepat menggambarkan ideal yang kita perjuangkan dan yang harus kita capai di dunia hari ini dan hari esok. Lanjutnya: “Islam, memuat asas-asas ajaran dan pengetahuan yang mengilhami pengembangan humanitas di muka bumi untuk masa depan.”
Benarkah? Seriuskah Beliau? Ian berpendapat dalam paragraf lain yang menyatakan bahwa itu adalah sekadar penyesuaian diri pada konteks sebuah forum Islam. Chancellor sedang berperan sebagai tuan rumah yang baik. Kepemimpinan di Inggris Raya berjalan mulus apa adanya. Apakah yang dapat dilakukan oleh Indonesia dengan Pemimpin baru ini. Marty Natalegawa mencoba bermain dengan Diplomasi Dasi. Lulusan London School of Economics dan Corpus Christi College University of Cambridge satu ini senang mencoba berpakaian dengan dasi asal sekolahnya apabila bertemu dengan pejabat Inggris yang kebetulan sealmamater dengan dia (silahkan baca tabloid TEMPO Edisi 25 Juni 2007).